Sumatera Barat dikenal sebagai tempat eksotis dengan banyak destinasi wisata.
Berada di sepanjang pesisir barat pulau Sumatera. Secara garis besar, Sumatera Barat memiliki kurang-lebih 30 obyek wisata.
Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar
Danau Singkarak adalah sebuah danau kawah yang sangat besar di dalam pemandangan alam vulkanik yang dramatis. Tersebar di dua kabupaten, Solok dan Tanah Datar, danau besar dengan luas 1000 hektar. Danau terluas di Sumatera dan danau terbesar kedua di pulau tersebut, setelah Danau Toba. Sebuah dunia yang tenang, pemandangan menakjubkan dan spektakuler menanti di sini. Di sini Anda dapat merangkul keindahan alam Indonesia yang sangat terkenal.
Danau Singkarak terkenal dengan ikan Bilih nya yang merupakan spesies ikan yang hanya hidup di danau ini saja. Ikan ini sangat unik karena tidak dapat bertahan hidup di mana saja, bahkan di dalam akuarium kecuali di Danau Singkarak.
Istano Basa Pagaruyung
Istano Basa Pagaruyung yang dibangun kembali tahun 1976 merupakan duplikat bangunan Istano Rajo Alam Minangkabau yang dibakar Belanda tahun 1804. Bangunan ini terdiri dari 11 gonjong, 72 tonggak dan 3 lantai. Objek wisata ini dilengkapi dengan surau, tabuah Rangkiang Patah Sambilan, serta fisik bangunan Istano Basa Pagaruyung dilengkapi dengan beragam ukiran yang tiap-tiap bentuk dan warna ukiran mempunyai falsafah, sejarah dan budaya Minangkabau.
Terletak di Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas yang merupakan pusat Perintahan Kabupaten Tanah Datar, + 5 km dari kota Batusangkar dan mudah dijangkau oleh sarana transportasi roda 2 dan roda 4
Batu Batikam
Batu Batikam merupakan situs Medan Nan Bapaneh yang berfungsi sebagai tempat musyawarah pada masa lampau. Pada bagian tengah Medan Nan Bapaneh terdapat Batu Batikam (Batu Berlobang) dari batu andesit.
Konon batu ini berlubang karena ditikam oleh Datuak Parpatih Nan Sabatang sebagai tanda berakhirnya perselisihan dengan Datuak Katamanggungan menyangkut dengan pemakaian adat antara Koto Piliang dengan Bodi Chaniago
Objek wisata ini terletak di pinggir Jl.Raya Padang Panjang–Batusangkar jarak dari Kota Batusangkar + 5 Km, dalam Nagari Limo Kaum
Batu Angkek-angkek
SEJARAH Batu Angkek-angkek diawali mimpi dari Datuk Bandaro Kayo salah seorang kepala kaum dari suku Pilian. Ia didatangi oleh Syech Ahmad dan disuruh untuk mendirikan sebuah perkampungan yang sekarang dikenal dengan nama Kampung Palangan.
PADA saat pemancangan tonggak pertama terjadi suatu peristiwa aneh, yakni gempa lokal dan hujan panas selama 14 hari 14 malam. Akibatnya diadakanlah musyawarah warga.
Pada saat musyawarah berlangsung terdengarlah suara gaib yang berasal dari lobang pemancangan tersebut. Suara itu menyatakan bahwa di lokasi itu ada terdapat sebuah batu yang dikenal dengan batu pandapatan, batu itu harus dirawat dengan baik.
Sekarang batu ini dikenal dengan Batu Angkek-angkek, ramai dikunjungi wisatawan. Untuk mengetahui pertanda niat seseorang tercapai atau tidaknya maka dapat dilihat terangkat atau tidaknya batu tersebut.
Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Tanah Datar kemudian mengelolanya dengan menempatkan petugas di tempat tersebut.
Pandai Sikek
Pandai Sikek merupakan salah satu nagari yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Nagari ini terletak di dekat Batusangkar, ibu kota dari kabupaten Tanah Datar. Nagari Pandai Sikek juga dikenal sebagai tempat pengrajin tenun, dan ini diapresiasikan oleh pemerintah Republik Indonesia dalam gambar mata uang pecahan 5.000 rupiah.
Di nagari ini yang menjadi sumber pendapatan primadona bagi masyarakat setempat adalah sebagai pengrajin tenun atau songket. Motif-motif kain tenun di nagari ini selalu diambil dari contoh kain-kain tua yang masih tersimpan dengan baik dan sering dipakai sebagai pakaian pada upacara-upacara adat dan untuk fungsi lain dalam lingkup upacara adat, misalnya sebagai tando dan dipajang juga pada waktu batagak (mendirikan) rumah. Motif-motif tenun Pandai Sikek diyakini sebagai motif asli pada kain-kain tenunan perempuan-perempuan Pandai Sikek pada zaman lampau.